Pemuda-Bangsa - Operasi Seroja. Begitu sandi untuk invasi Indonesia ke
Timor Timur. Operasi itu dimulai sejak 7 Desember 1975. Indonesia menyerbu
Timor Timur karena ada desakan dari Amerika Serikat dan Australia. Hal itu
dilakukan agar Fretilin dengan paham komunisme tidak berkuasa di sana.
Selain itu, serbuan dilakukan lantaran sebagian rakyat
Timor Timur ingin bersatu dengan Indonesia atas alasan etnik dan sejarah.
Invasi itu melahirkan beberapa operasi dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat salah satunya Nanggala. Prabowo Subianto terlibat dalam Operasi Nanggala
28.
Kedatangan Komando Pasukan Khusus dipimpin Prabowo
bertujuan memburu Nicolau dos Reis Lobato atau dikenal dengan nama Nicolau
Lobato. Dia adalah pendiri dan wakil ketua ASDT, partai kemudian berubah nama
menjadi Fretilin. Nicolau Lobato diangkat menjadi perdana menteri pertama Timor
Timur setelah wilayah itu lepas dari penjajahan Portugis.
Nicolau Lobato saat itu memimpin Fretilin dan bergerak ke
arah selatan. Letnan Satu Prabowo mendapat laporan kemudian diteruskan kepada
Komandan Batalion Mayor Yunus Yosfiah. Formasi dibentuk. Tim Nanggala 28
dikomandoi Prabowo menyerang dari sisi utara. Sedangkan Batalion Infanteri 700
dan Batalion Infanteri 401 menyerbu dari sebelah timur. Sebagai ujung tombak penyerangan
dilakukan Batalion Infanteri 744.
"Awalnya kita tangkap adiknya dulu Antonio Lobato,
dari sana kita suruh untuk mencari jejak Nicolau Lobato," kata seorang
sumber saat ditemui merdeka.com Selasa pekan lalu di sebuah hotel di Cikini,
Jakarta Pusat.
Rupanya Nicolau Lobato menolak menyerah. Dia memerintahkan
pasukannya terus melawan anak buah Prabowo. Baku tembak itu menewaskan banyak
anggota Fretilin, termasuk Nicolau Lobato. Dia terbunuh dengan luka tembak di
perut.
"Kita nggak tahu yang mana Nicolau Lobato," ujar
sumber itu. Dalam operasi tu, Prabowo dikenal dalam radio komunikasi dengan
sebutan Kancil.
Pada 1983 Prabowo dikirim kembali membawa pasukan Satuan
Penanggulangan Teror 81 Komando Pasukan Khusus. Berpangkat kapten, Prabowo
bertugas memburu anggota Fretilin lantaran kedua pihak gagal berdamai. Dia
menyebut misi itu dengan nama sandi Bravo. "Dia sudah pakai gaya-gaya
Amerika," tutur sumber yang sama.
Ketika masih menjadi Wakil Komandan Jenderal Pasukan
Khusus, nama sandi radio untuk Prabowo adalah 08. Sedangkan 09 dipakai oleh
Komandan Kopassus Luhut Binsar Panjaitan. Nama sandi 08 tetap dipertahankan
meski dia naik jabatan menggantikan Luhut.
Sepenggal kisah perjalanan Jendral 08 Bertugas saat berada
di teras kopassus
Jangan Lupa Bagikan
Sumber: https://www.merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar